Mungkin dua bulan telah berlalu sejak kejadian “Minggu kelabu” yang meruntuhkan
kepercayaan diri dalam hati, selama dua bulan it hasrat untuk menggowes sepeda sepertinya hilang ditelan asa yang membeku, dan selama masa itu pula sang sepeda terbiarkan saja berdiri merana di
sudut halaman, terpapar panas terik matahari serta dinginnya hujan. Hingga akhirnya pada suatu minggu pagi yang sejuk permai, kebetulan tak banyak yang harus saya kerjakan di rumah, tanpa sengaja mata ini tertumbuk pada si sepeda
yang teronggok merana di sudut halaman.
Kondisinya kali ini tampak amat menyedihkan,
terlihat dekil; kumal; dan berdebu. Terlebih setelah mencermati lebih jauh, tampak lapisan karat
menutupi beberapa bagian yang awalnya kinclong berkilau. Bagian roda gigi
dan rantainya yang semestinya terbalur minyak pelumas, di sana tampak kering menggiris
dan juga berselaput lapisan karat kemerahan. Terenyuh hati ini menyaksikan
pemandangan yang memilukan itu. Hadiah ulang tahun dari istri tercinta – yang
dulu saya terima dengan rasa haru dan gembira tak terperi – kini harus
menanggung lara karena tak pernah lagi saya memperhatikannya atau pun
menyentuhnya. Terlebih lagi saat memeriksa kedua rodanya, tak sedikit pun udara yang tersisa mengisi ruang-ruang pada tabung ban dalamnya, sehingga kedua roda itu pun kempis tak bedaya.
Spontan, segera saya cari lap dan cairan pembersih karat
merk WD 40 di lemari penyimpanan,
setelah dapat, segera saja saya
semprotkan ke seluruh badan sepeda sampai ke sudut-sudut yang terkecilnya .
Velg dan roda-roda gigi serta rantai tentunya tak luput dari siraman sang
cairan pembersih berulang-ulang, sembari semua bagian yang terkontaminasi karat
saya gosok secara lembut dengan kain lap kering, saya berusaha sedapat mungkin
agar semua karat laknat dan kerak debu dapat tersingkirkan, sehingga tanpa
sadar satu kaleng besar cairan pembersih WD 40 tandas demi mengmbalikan
kecemerlangan sepeda kesayangan ini.
Setelah puas membersihkan sepeda dan berhasil mengembalikan
kilaunya yang sempat pudar, segera saya
menuntunnya keluar, kali ini tujuan saya adalah bengkel motor terdekat untuk
memompa roda-roda yang kempis. Beruntung setelah saya periksakan di bengkel,
tidak ada bannya yang bocor sehingga cukup dipompakan saja udara segar untuk
mengisi tabung ban dalamnya yang telah kosong.
Tak butuh waktu lama, si sepeda sudah siap untuk dipergunakan kembali.
Aaahh.. perlahan tapi pasti semangat untuk menggowes kembali
muncul dalam dada, meski ada sedikit ragu namun hasrat ini tak dapat
tertahankan untuk kembali menungganginya. Kali ini dengan perlahan saya
menggenjot pedal-pedalnya dan dengan lembut sepeda saya bawa menyusuri jalan
beraspal yang rata. Tak ingin mengulangi kesalahan-kesalahan terdahulu,
berbagai variasi ratio roda gigi saya coba sambil menggenjot dengan mantab
hingga akhirnya saya menemukan rasio yang pas bagi pemula seperti saya untuk bisa mengayuh dengan nyaman. Tanpa terasa sudah hampir satu
kilo meter jarak yang saya tempuh, cukup jauh dari bengkel motor tempat awal saya mulai mengayuh tadi, namun
karena waktu sudah hampir siang dan untuk tidak menjadi takabur saya pun memutuskan untu berputar arah
kembali pulang ke rumah.
Jalan menanjak menuju rumah akhirnya dengan sukses dan aman
dapat saya lampaui, meski pun tiba di rumah dengan otot-otot paha yang sedikit
gemetaran, namun tak ada masalah yang berarti, hanya perlu sedikit pelemasan,
dengan satu keyakinan bahwa sedikit-demi sedikit kekuatannya akan semakin
terlatih seiring jam terbang yang bertambah.
Satu minggu berselang, kembali di hari Minggu yang permai,
saya kembali mencoba mengayuh sang sepeda dengan perasaan yang lebih pasti
bahwa saya sanggup untuk menempuh jarak yang lebih jauh. Dan tak dinyana, walau
masih mengayuh secara perlahan dan santai, pantai Kedonganan yang jaraknya kurang lebih 5 kilometer dari rumah
dapat saya capai dengan selamat dengan waktu tempuh hampir satu jam.
Wah.. betapa senang dan bangganya hati ini, meskipun bila dibandingkan dengan pesepeda
yang telah berpengalaman, kemampuan saya ini belum ada apa-apanya, namun tetap
saja ini adalah pencapaian yang luar biasa buat saya. Dan kalau boleh berpikir
bijaksana seperti filsuf-filsuf Yunani kuno, sepertinya saya telah menemukan
arti dari sebuah pencapaian kecil yang
akan membawa kepada pencapaian-pencapaian yang lebih besar. Ibarat roda kehidupan, dia akan berputar
apabila ada manusia-manusia yang dengan ikhlas mengayuhnya.... Caileeeeeee....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar